Akibat Banjir, Warga Legok Pakai Ketek untuk Aktivitas Sehari - Hari

Senin, 10 Maret 2025 - 11:40:32 WIB - Dibaca: 275 kali

Banjir di Legok, Kota Jambi
Banjir di Legok, Kota Jambi (Ahmad)

JAMBIPRIMA.COM, KOTAJAMBI – Curah hujan tinggi yang melanda Kota Jambi menyebabkan kawasan Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, mengalami banjir parah hingga lebih dari satu minggu.

Akibatnya, aktivitas warga lumpuh, dan mereka terpaksa menggunakan perahu untuk beraktivitas.

Salah seorang warga bernama Ainur mengungkapkan bahwa banjir ini telah berlangsung cukup lama, namun hingga kini pemerintah belum juga turun langsung untuk meninjau kondisi masyarakat.

"Iya, kami ini sudah resah. Banjir sudah satu minggu, aktivitas sehari-hari harus dibantu perahu baru bisa bekerja," ujarnya, Minggu (09/03/2025).

Menurutnya, salah satu penyebab utama keresahan warga adalah jalan yang terendam banjir sehingga tidak bisa dilalui dengan berjalan kaki. Warga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi menggunakan perahu. Selain itu, kendaraan bermotor tidak bisa dibawa pulang karena rumah sudah terendam air, sehingga harus diparkir jauh dari rumah.

"Itu kan harus keluar biaya. Walaupun tidak besar, tapi tetap saja mengeluarkan uang," tambahnya.

Ainur berharap pemerintah Kota Jambi segera turun ke lokasi untuk melihat langsung kondisi warga yang terdampak.

Keluhan serupa disampaikan oleh Sania, warga RT 27, yang mengatakan bahwa sudah satu minggu banjir melanda, namun pemerintah belum juga hadir secara langsung.

"Pemerintah datang memberi bantuan, tapi tidak pernah menyasar warga yang sangat membutuhkan," ungkapnya.

Ia menambahkan, rumah-rumah di RT 27 yang terendam air mencapai sekitar 100 unit, termasuk rumahnya sendiri. Selain itu, beberapa warga mengalami penyakit kulit akibat dampak banjir dan kesulitan mendapatkan pengobatan karena keterbatasan biaya.

"Iya, ada warga yang kena penyakit kulit karena banjir. Mau berobat pun sulit, sementara ekonomi sedang susah," tambahnya.

Sania berharap pemerintah memberikan bantuan yang lebih konkret, terutama dalam hal kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan pokok seperti sembako.

Hal senada diungkapkan oleh Husin. Jalan di depan kantor lurah Legok tidak bisa dilewati, sudah tinggi airnya.

"Memang kalau Debit Sungai Batanghari naik, jalan itu kebanjiran, tidak bisa dilewati," kata Husin, Warga RT 32 Kelurahan Legok, Minggu (9/3/2025).

Ia terpaksa menitipkan kendaraan di Kawasan Rest Area Danau Sipin.

"Kendaraan titip di luar, motor Rp5 ribu, mobil Rp10 ribu sehari," katanya.

Dikala banjir, pengeluaran memang bertambah karena harus membayar upah ketek dan penitipan kendaraan.

"Kalau ketek 1 kali penyeberangan Rp3-5 ribu," katanya.

Ia berharap ada solusi dari pemerintah terkait jalan, agar bisa ditinggikan. Sehingga saat banjir datang, jalan tetap bisa dilalui," ujarnya.

Sementara itu, Lurah Legok, Rahmansyah, mengatakan bahwa kondisi air di kawasan tersebut terus meningkat dan kini telah mencapai setinggi pinggang orang dewasa.

"Saat ini air Sungai Batanghari juga naik, sehingga banjir di Legok semakin parah,"katanya, saat dikonfirmasi melalui telepon pada Minggu (09/03/2025).

Ia menjelaskan bahwa banyak akses jalan sudah terendam air, memaksa warga menggunakan perahu sebagai alat transportasi utama. Meski sebagian besar rumah baru terendam di bagian pekarangan, ada kekhawatiran air akan terus naik dan memaksa warga untuk mengungsi.

Sebagai langkah antisipasi, pihak kelurahan telah memindahkan layanan pemerintahan ke posko terpadu yang berada di area dataran tinggi dekat jembatan.

"Jika banjir semakin besar, kami sudah menyiapkan lokasi untuk membangun posko warga terdampak bencana," tutupnya. (Cr04)





BERITA BERIKUTNYA