Covid-19, Lockdown China dan Rapid Tes Korea Selatan

Minggu, 05 April 2020 - 19:12:58 WIB - Dibaca: 1869 kali

()

 

Oleh: *Didi Kurnia Sandi

 

            Covid-19 atau virus koronapertama kali muncul di Kota Wuhan, China pada Desember 2019 lalu.  Virus ini dengan cepat menyebar yang menjadi masalah global, hampir seluruh Negara di dunia menghadapi virus ini, dan telahmemakanribuan korban jiwa dalam 3 bulan terakhir.

Di Indonesia kasus pertama kali virus ini terjadi pada tanggal 2 Maret lalu. Sebanyak 2 orang warga Indonesia terinfeksi virus orona. Mereka adalah seorang ibu dan anak. Seorang ibu itu berusia 64 tahun.Sementara anaknya 31 tahun. Mereka tertular dari orang jepang yang berkunjung di Indonesia.Kasus pertama ini langsung diumumkan oleh Presiden Jokowi.

Menurut para ahli, salah satu Faktor yang menyebabkan virus ini cepat menyebar adalah tingginya mobilitas orang-orang di luar ruangan. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan Covid-19 ini juga semakin membuat berkembangnya virus ini.

WHO (organisasikesehatanDunia) telah mengimbau orang-orang untuk menerapkan Social distancing. Namun dikarenakan adanya multitafsir oleh masyarakat membuat WHO merevisisocial distancing menjadi physical distancing, dimana orang-orang dihimbau untuk mengurangi kontak fisik tanpa menghilangkan kontak sosial antar masyarakat.

Disaat negara lain sedang berjibaku dalam memerangi virus ini pada awal tahun 2020, Indonesia malah tetap santai dan agak terlihat menyepelekan Virus ini. Sehingga tindakan pencegahan dari masyarakat maupun pemerintah terbilang terlambat.

Oleh karena itu, saat ini pemerintah menjadi kalang kabut dalam menghadapi virus ini. Begitu pula dengan masyarakat yang menjadi panic dan secara egois mulai melakukan tindakan penimbunan stok seperti masker, APD (AlatPelindungDiri), handsanitizer, kebutuhan pokok lainnya hanya untuk diri sendiri.

Tenaga medis dan orang-orang yang sangat membutuhkan stok tersebut menjadi tidak kebagian. Sehingga tenaga medis dibeberapa tempat terpaksa hanya memakai jas hujan dan alat seadanya untuk menangani virus ini. Dan mirisnya lagi, ada kejadian dimana seseorang pergi ke minimarket hanya untuk berbelanja menggunakan APD yang seharusnya lebih diperuntukan untuk tenaga medis.

Disaat Indonesia sedang kalang kabut menghadapi isu global ini, ada dua negara yang mulai berhasil menekan penyebaran virus ini. Negara tersebut ialah China dan Korea Selatan. China berhasil memerangin virus ini dengan menerapkan kebijakan lock down di kota Wuhan, tempat dimana virus ini pertama kali teridentifikasi. Kebijakan Lockdown ini membuat masyarakat tidak keluar rumah sekitar 2 bulan. Sehingga Kota Wuhan seketika menjadi sangat lenggang.

Terdapat dua faktor yang membuat kebijakan lock down ini berhasil di Kota Wuhan. Pertama, keseriusan pemerintah China dalam memerangi covid-19. Kedua, masyarakat China mau berkooperatif dengan pemerintahnya, serta memiliki kesadaran yang tinggi akan bahaya Covid-19 ini. Sehingga mereka mematuhi kebijakan lock down yang diberlakukan oleh China.

Sejauh ini, salah satu negara lain yang telah mencoba menerapkan kebijakan lockdown adalah India. Namun India dinilai gagal karena terjadi kekacauan antar masyarakat. Khususnya pada masyarakat kurang mampu dan kasus yang positif covid-19 juga semakin meningkat.

Indonesia harus belajar dari kedua Negara tersebut jika ingin menerapkan kebijakan lock down secara efektif. Kesadaran masyarakat sangat diperlukan dalam menerapkan kebijakan ini. Jika pemerintah menerapkan kebijakan lockdown, namun masyarakatnya tidak bisa diajak berkerjasama, maka tingkat keberhasilan dari lockown sangat kecil dan hanya akan buang-buang tenaga saja.

Selain kebijakan lockdown oleh China, di Korea Selatan melakukan kebijakan Rapid Tes covid-19 secara massal yang dinilai berhasil menekan penyebaran covid-19. Sebagai Negara dengan berbagai macam kemajuan teknologi, Korea Selatan berhasil menekan Virus ini dengan cara menyebarkan test kit atau alat tes Covid-19 di berbagai tempat di penjuru Korea Selatan.

Keberhasilan ini juga memiliki beberapa factor pendukung. Pertama, tingginya kesadaran masyarakat Korea Selatan mengenai bahayanya covid-19 ini. Kedua, kemajuan teknologi dan banyaknya ahli medis di Korea Selatan. Ketiga, kesigapan pemerintah Korea Selatan dalam memerangi virus ini.

Di saat China baru saja mempublikasikan adanya Virus jenis Corona ini. Berbagai pihak di Korea  Selatan langsung melakukan tindakan pencegahan, seperti mulai meneliti virus baru ini hingga memproduksi test kit secara massal. Hasil dari kesigapan Korea Selatan ini membuahi hasil dimana Korea Selatan dapat menekan peredaran Covid-19 tanpa melakukan Lock down.

Keberhasilan Korea Selatan dalam menekan angka penyebaran Covid-19 ini membuat banyak Negara berniat untuk mulai mengimpor test kit dari Korea selatan ini. Namun, Korea Selatan lebih memilih untuk mengirim test kit-nya kepada tiga Negara saja, yaitu Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan Indonesia.

Walaupun kabar tersebut terlihat seperti sebuah “angin segar” bagi Indonesia, tapi test kit dari korea Selatan ini dinilai tidak dapat memberikan hasil yang positif karena jumlah seluruh penduduk Indonesia terlalu banyak jika diperlakukan rapid test.

Dari sini, penulis bisa menyimpulkan bahwa Indonesia tidak bisa meniru kebijakan Negara lain secara mentah dan harus ada penyesuaian dengan kondisi Indonesia saat ini. Kita harus banyak belajar dari China dan Korea Selatan. Kedua Negara tersebut sama-sama berhasil menekan penyebaran Covid-19 ini dikarenakan adanya kesadaran yang tinggi di tengah-tengah masyarakatnya.

Covid-19 di Indonesia ini akan sangat sulit di tangani jika kesadaran masyarakat Indonesia masih rendah. Jadi, mulailah dari diri sendiri untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mematuhi himabauan dari pemerintah terlepas apapun kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Pemerintah nantinya. *) Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Universitas Andalas.

 





BERITA BERIKUTNYA