Instrumentatif Produksi Dalam Pandangan Islam Di Era Modern

Selasa, 08 Oktober 2019 - 16:23:34 WIB - Dibaca: 965 kali

(ist/Jambione.com)

TEKNOLOGI sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-sehari, termasuk kegiatan produksi. Pada saat ini, kemajuan teknologi berkembang semakin pesat sehingga banyak produsen yang memanfaatkan teknologi untuk mempermudah proses produksi agar lebih efektif dan efisien. Maka dari itu para produsen berlomba-lomba ingin berpenghasilan dari produk yang telah mereka produksi dan sesuai target pasar.

Di era modern saat ini banyak produsen yang memanfaatkan perkembangan Iptek untuk menghasilkan produk dengan cara – cara yang praktis, seperti contohnya sebuah perusahaan yang memproduksi daging beku, dimana dalam proses pembuatannya menggunakan mesin dan itu sangat bertolak belakang dengan syariat Islam.  Rasulullah saw. bersabda :

“(alat)apa saja yang dapat mengalihkan darah dan disebut nama allah (pada saat menyembelih) maka makanlah (sembelihan itu) asalkan tidaak menggunakan kuku dan gigi,adapun kuku adalah pisaunya orang habasyah sedangkan gigi merupakan tulang. “

Jadi dapat kita simpulkan bahwa penting sekali para produsen dalam memproduksi  suatu produk hendaklah memerhatikan alat yang sesuai syariat islam. nah, bagaimana kegiatan produksi dalam pandang islam yang sebenarnya?

Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi  dan distribusi. Kegiatan produksi lah yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi  oleh para konsumen. Tanpa produksi kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Namun ada beberapa ahli menyatakan yakni Suwiknyo(2010)mengatakan bahwa produksi merupakan aktivitas mengelola dan mengombinasikan beberapa faktor produksi sehingga menghasilkan sebuah output, namun menurut hidayat(2010) produksi suatu proses atau siklus kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan sektor-sektor produksi dalam waktu tertentu.Jadi produksi merupakan aktivitas mengelola dan mengombinasikan beberapa faktor produksi untuk menghasilkan barang atau jasa . Machmud (2017) menyatakan proses produksi terdapat beberapa prinsip yaitu kegiatan produksi harus dilandasi dengan nilai islam dan proses produksi harus sesuai dengan kebutuhan serta mengelola SDA secara optimal.

Amir (2017) menyatakan Ada beberapa yang harus diperhatikan seorang produsen muslim dalam memproduksi barang dan jasa yaitu :

  1. Dalam memproduksi barang kebutuhan sekunder dan tersier disesuaikan dengan permintaan pasar
  2. Produsen hendaklah tetap melakukan kontrol (mempertimbangkan sepenuhnya) permintaan pasar
  3. Dalam proses produksi dan pemasaran, produsen harus mempertimbangkan aspek ekonomi misalnya tidak melakukan kegiatan produksi dalam biaya tinggi
  4. Tidak melakukan penimbunan barang dengan maksud untuk meraih keuntungan yang besar terutama utk barang kebutuhan pokok

Dalam kegiatan produksi seorang produsen tidak saja kegiatan produksi tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri tapi juga harus sebagian harta yang dimiliki nya untuk orang lain. Karena pada harta tersebut melekat hak orang miskin baik yang meminta  maupun yang tidak meminta.  Lalu setelah kita membahas tentang produksi terhadap pandangan islam, tentu kita juga harus tahu mengenai apa saja yang dibolehkan dan yang tidak bolehkan dalam produksi. Machmud (2017) menyatakan produksi yang boleh dilakukan yakni bekerja dan melakukan kegiatan ekonomi dalam produksi tersebut menjadi ibadah dan jihad, dan bahan yang digunakan tentunya merupakan bahan-bahan yang halal. Sedangkan, produksi yang tidak dibolehkan yaitu produksi yang dilakukan dengan cara yang tidak baik dan berbahan dasar yang tidak halal, sumber modal yang digunakan tidak halal, serta produk yang dihasilkan tidak memberikan.

Semua produsen seharusnya memperhatikan target pasar yang tuju terutama negara yang mayoritas penduduknya umat muslim, karena kegiatan produksi terikat pada tataran nilai moral dan teknikal islami. Konsep produksi tidak hanya semata hanya ingin memaksimalkan keuntungan didunia saja akan tetapi yang lebih penting lagi adalah untuk mencapai maksimalisasi keuntungan diakhirat.

 Artikel ini ditulis Salsabilla Icwhan, Fadillah Aulia Fenika, Suci Ameliya, Andi Megawati, dan Rifaldi Agung Pratama dari Mahasiswa Akuntansi , Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi



Tags:


BERITA BERIKUTNYA