Ulah Muslim Cs Sebabkan Kerugian Rp 10 M Lebih

Mayoritas Pendatang, Kelompok SMB 1,5 tahun Lebih Menebar Konflik di Jambi

Sabtu, 20 Juli 2019 - 09:06:34 WIB - Dibaca: 14638 kali

(eko siswono/Jambione.com)

JAMBI -- Petualangan Muslim dan kelompoknya, Serikat Mandiri  Batanghari (SMB) membuat konflik terhenti, Kamis (18/7). Selama 1,5 tahun lebih berkonflik dan menduduki lahan PT Wirakarya Sakti (WKS), Muslim Cs menebar teror dan  melakukan pengrusakan. Total  kerugian akibat ulah Muslim Cs ini lebih dari Rp 10 Miliar lebih.  

Nama Muslim mulai dikenal ketika dia menggerakkan massa yang diklaim sebagai Petani Serikat Mandiri Batanghari (SMB) menduduki lahan PT WKS di Distrik IV di Desa Sengkati Baru, Kecamatan Mersam kabupaten Batanghari pada 25 April 2018 lalu. Sejak saat itu, nama Muslim dan SMB menjadi momok yang sering bikin ulah.

            Sebelumnya tidak banyak yang tahu latar belakang Muslim. Dari informasi yang beredar, Muslim bukan asli warga Jambi. Dia merupakan pendatang asal Desa Karang Sari, Lampung. Pria 44  tahun itu disebut sebut spesialis konflik lahan dan kerap membuat ulah.

            Sebelum di Jambi (konflik dengan PT WKS), Muslim pernah terlibat sengketa lahan di Liwa Lampung. Kabid Penanganan Konflik Kesbangpol Provinsi Jambi, Sigit Ekoyuwono menyebut anggota kelompok SMB ini mayoritas para pendatang. Ada yang dari NTT, Medan, NTB dan daerah lainnya. “Mereka memanfaatkan warga Suku Anak Dalam (SAD) untuk merebut lahan sengketa,”kata Sigit yang sudah melang melintang menangani konflik lahan di Jambi.

            Kapolda Jambi, Irjen Pol Muchlis AS juga mengatakan Muslim dan SMB nya memanfaatkan SAD sebagai alat untuk mendapatkan  lahan yang mereka duduki. "SAD sebagai tameng mereka. SAD hanya ada sekitar 10 persen saja dari massa yang ada di sana," ungkapnya.

 ‘’Mereka kerap mengintimidasi, memaksa, membakar dan meneror. Kegiatan mereka meresahkan warga lain. Karena dilakukan massif dan teroganisir,” kata jenderal polisi bintang dua ini dalam konferensi pers di Polda Jambi, Jumat (19/7) pagi. ‘’Muslim juga memiliki senjata api jenis F 16 dengan kaliber peluru standar yang biasa digunakan meneror," kata Muchlis lagi.

Menurut catatan polisi, lanjut Muchlis, sejak memulai konflik April 2018 lalu, kelompok SMB pimpinan Muslim telah melakukan 9 kali aksi kriminalitas. Ada 14 laporan polisi tindakan kriminal mereka yang tersebar di Polres Tanjung Jabung Barat, Polres Batanghari, Polres Tebo dan Polda Jambi.

            Diantaranya, mereka pernah menyerang dan melakukan pengurusakan Camp Distrik  IV PT WKS di wilayah Batanghari. Lalu, penyerangan Camp DIstrik VIII PT WKS di wilayah Lubuk Kambing Tungkal Ulu Tanjab Barat yang berbatasan dengan kabupaten Tebo.

Selain itu, Muslim dan kelompoknya juga penah mendatangi Polres Batanghari. Ketika itu mereka mempersenjatai diri dengan bambu runcing menuntut dua rekannya yang ditahan karena pelakukan penganiayaan.  Beberapa korban yang menjadi sasaran keberingasan kelompok ini adalah petugas Security PT WKS.

            Yang teranyar, dalam bulan Juli 2019 ini saja, Muslim Cs sudah dua kali melakukan penyerangan. 10 Juli lalu, mereka menyerang anggota Koperasi yang memegang Izin mengelola lahan PT WKS dalam wilayah konflik. Dalam pertiwa yang terjadi di Desa Belati Jaya itu, Kepala Desa Sengkati Baru Hendrianto ikut jadi korban pengeroyokan. Mereka yang dilengkapi senjata api kecepek juga menembaki dan merusak truk yang mengangkut anggota kopersi.

            Tindakan kelompok ini yang paling fatal adalah menyerang anggota Tim Satgas terpadu Karhutla di Camp Distrik VIII PT WKS, Sabtu, 13 Juli lalu. Tiga orang anggota Satgas Karhutla terluka dalam penyerangan itu. Dua dari TNI dan satu petugas Damkar PT WKS. Selain itu, Muslim Cs juga merusak pasilitas di Campt Distrik VIII PT WKS.

            Polisi mencatat, total kerugian akibat penyerangan yang videonya beredar dan viral di media sosial (medsos/FB) itu mencapai 10 Miliar. ‘’ Ada kompter, alat pemantau api Karhutla yang harganya mencapai Rp 1 Miliar ikut dirusak. Belum lagi fasilitas lainnya, bangunan dan kendaraan. Jika ditotal mencapai Rp 10 Miliar,’’ kata Muchlis.

            Angka kerugian itu belum termasuk penyerangan yang mereka lakukan sebelumnya. Jika digabung angka kerugian bia lebih dari 10 M.

            Karena tindakannya yang makin brutal inilah tim gabungan POlda Jambi-Korem 042/GAPU bergerak menindak tegas Muslim dan kelompoknya. Menurut Muchlis, sebelum melakukan penangapan secara paksa, pihaknya sudah berupaya melakukan pendekatan secara humanis agar mereka menyerahkan diri. Namun, himbauan itu malah dibalas dengan upaya perlawanan.

            ‘’ Mereka sempat berupaya melakukan perlawanan. Dua anggota kita (polisi) terluka akibat senjata tajam saat melakukan penangkapan, ‘’ katanya.

            Menurut Muchlis,  selama ini Muslim dan kelompoknya sulit ditindak karenakan mereka berada di lokasi strategis dan penjagaan ketat. "Kita mau masuk ke kawasan dia harus melalui pintu berlapis dan dengan penjagaan ketat yang dilengkapi senpi. Kalau Muslim tidak membolehkan masuk, tidak bisa," jelasnya.

            Selain itu jalan  di lokasi itu cukup banyak dan masuk kawasan hutan. ‘’Kalau seandainya saya diturunkan di lokasi itu belum tentu bisa keluar. Karena hutan dan jalanya lumayan banyak," katanya lagi.

            Sementara itu, Ketua Tim Terpadu penanganan Konflik Provinsi Jambi, Sigit Eko Yuwono mengatakan  pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah terkait penanganan yang akan dilakukan pasca kejadian. "Pertama akan melakukan pemetaan kawasan lahan konsesi. Termasuk izin lahan yang menjadi kawasan konflik antara SMB dan PT WKS. Pemetaan ini ditanagani tim I di bawah dinas terkait," katanya. 

            Setelah tim 1 melalukan pemetaan izin lahan, lanjut Sigit, Tim II akan melakukan langkah lain yakni Pembagian lahan yang dirasa perlu dan sesuai kriteria yang berhak mendapatkan. Kemudian tim III, melakukan pendataan terhadap anggota SMB yang asli Batangahari sebelum mendapatkan pembagian lahan.

"Data kependudukan mereka bisa dilihat dari KTP dan Kartu Keluarga. Kita juga akan melakukan pemulihan mental anak anak dan para perempuan di sana. Tim ini akan dipimpin Kepala Dinsos dan Dukcapil," jelasnya

            Lalu, tim IV melakukan upaya penegakan hokum yang saat ini sedang berjalan di komandoi oleh Direktur Kriminal Umum Polda Jambi dan Wakilnya Aspidum Kejati Jambi."Ini yang saat sedang berjalan dengan baik," sebutnya. (isw)



Tags:


BERITA BERIKUTNYA