JAMBIPRIMA.COM,. MERANGIN – Rasa sabar para guru honorer kontrak di Kabupaten Merangin akhirnya habis. Setelah tujuh bulan tanpa menerima gaji, mereka berencana menggelar aksi damai menuntut kejelasan pembayaran upah yang tak kunjung cair.
Koordinator lapangan aksi, Sakron, bersama Ketua Honorer Merangin, Nata Wijaya, telah menyerahkan surat pemberitahuan resmi ke Polres Merangin pada Senin sore (13/10/2025). Aksi dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 16 Oktober 2025 di lingkungan Pemerintah Kabupaten Merangin.
Menurut Nata Wijaya, aksi ini bukan untuk membuat kegaduhan, melainkan bentuk keprihatinan dan upaya mencari kejelasan.
“Kami hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kalau memang gaji kami ada, kenapa belum dibayar? Kalau tidak ada, tolong jelaskan secara terbuka,” ujarnya.
Ia menuturkan, selama berbulan-bulan para guru hanya menerima janji tanpa realisasi.
“Sudah tujuh bulan kami menunggu. Katanya segera dibayar, tapi sampai hari ini tak sepeser pun kami terima,” katanya dengan nada kecewa.
Kondisi itu membuat banyak guru terpaksa mencari penghasilan tambahan di luar jam mengajar, seperti menjadi tukang ojek, berkebun, atau berjualan kecil-kecilan. Namun, waktu dan tenaga yang terbatas membuat mereka kesulitan.
“Banyak yang harus ngojek setelah pulang sekolah. Bahkan untuk beli bensin saja kadang sudah tidak sanggup,” ungkap salah satu guru yang enggan disebut namanya.
Beberapa guru bahkan mengaku sudah tidak lagi diberi utang oleh warung di desa karena terlalu sering menunggak.
“Kami malu, tapi mau bagaimana lagi. Toko-toko pun sudah enggan memberi bon,” tutur seorang guru dengan nada sedih.
Melalui aksi damai nanti, para guru berharap Dinas Pendidikan, BKPSDM, dan BPKAD Merangin dapat duduk bersama dan memberikan penjelasan terbuka tentang keterlambatan pembayaran gaji.
“Kami hanya menuntut kejelasan. Jangan biarkan masalah ini berlarut-larut,” tegas Nata.
Ia juga mengimbau seluruh peserta aksi agar tetap tertib dan damai selama menyampaikan aspirasi.
“Saya tegaskan kepada semua teman-teman, aksi ini harus damai dan bermartabat. Kami hanya ingin hak kami, bukan ingin rusuh,” katanya.
Sebagai penutup, Nata berharap aksi ini menjadi yang terakhir kalinya para guru harus turun ke jalan memperjuangkan hak mereka.
“Cukup sampai di sini keterlambatan gaji kami. Semoga ke depan, rekan-rekan guru tidak perlu lagi mengalami hal seperti ini,” tutupnya. (Lil)
#Jambiprima.com #Berita #Beritaterkini #Merangin #DPRD #BupatiMerangin #Dinaspendidikan
Lurah Mampun Turun Tangan Bersihkan Sampah Berserakan di Jalan Lintas Sumatera
Kaper Ombudsman Jambi: Jika Rakyat Belum Sejahtera, Kita Belum Selesai Bekerja
Pj Sekda Sindi Pimpin Rapat Pembahasan Perubahan Perbup Nomor 3 Tahun 2024
Bupati Agus Rubiyanto Buka Secara Resmi Malam Puncak HUT Tebo ke- 26
PT Tebo Indah Siap Terima Semua Rekomendasi DPRD dan Pemda Soal HGU Terlantar
Seribu Kasus Cerai di Kota Jambi, Judi dan Pinjol Jadi Pemicu Utama
Nama Anggota DPRD Apuk Disebut Ikut Atur Lokasi Penempatan PPPK, Ini Tanggapan Apuk